JAKARTA – Mulai dari diet keto sampai diet air putih, pilihan cara menurunkan berat badan saat ini sudah sangat beragam. Ada yang aman, ada juga yang justru berbahaya untuk kesehatan.
Diet air putih, jika dijalankan sesuai anjuran, dianggap masih cukup aman untuk dilakukan. Namun, apabila dilakukan berlebihan, maka kesehatan bisa menjadi taruhannya.
Karena itu, kenali lebih jauh segala hal mengenai metode diet ini, sebelum mencobanya.
Apa itu diet air putih?
Orang yang menjalani diet air putih, tidak mengonsumsi apapun selain air putih. Makanan dan minuman lain seperti kopi, teh, atau minuman kemasan lain juga tidak dikonsumsi. Metode ini dianggap cukup efektif untuk membantu menurunkan berat badan.
Diet air putih hanya boleh dilakukan selama 24-72 jam, atau maksimal selama 3 hari. Menjalani diet ini selama lebih dari tiga hari berisiko besar menimbulkan berbagai gangguan kesehatan.
Diet air putih selama lebih dari 3 hari hanya boleh dilakukan apabila sudah mendapatkan persetujuan dari dokter.
Bagaimana cara menjalankan diet air putih?
Cara untuk menjalani diet air putih sebenarnya sederhana. Namun bukan berarti mudah. Selama diet, kamu tidak diperbolehkan untuk mengonsumsi apapun kecuali air putih.
Air putih yang dikonsumsi disarankan berjumlah 3 liter perharinya. Pasalnya, kamu hanya akan mendapatkan cairan dari air putih, dan bukan dari asupan lain seperti buah atau sayur. Perhatikan juga durasi maksimal untuk diet air putih, yaitu tiga hari.
Setelah selesai menjalaninya, rasa lapar pasti menghampiri. Namun, jangan langsung makan terlalu banyak, karena hal ini bisa membuat sakit. Makanlah sedikit demi sedikit, hingga kondisi tubuh sudah kembali terbiasa dengan makanan berat.
Kamu juga dapat melakukan diet secara berselang-seling. Metode ini disebut juga dengan intermitten fasting. Artinya, pada hari-hari tertentu, kamu hanya akan mengonsumsi seperempat dari total kalori yang biasa dikonsumsi sehari-hari.
Contohnya adalah diet 5:2, yaitu selama 5 hari dalam satu minggu kamu makan seperti biasa, dan sisa 2 hari lainnya, mengurangi jumlah kalori yang dikonsumsi, salah satunya dengan diet air putih.
Melakukan intermitten fasting secara rutin, disebut dapat mengurangi risiko diabetes, menurunkan indeks massa tubuh, dan membantu mengurangi risiko penyakit jantung.
Tips menjalani diet air putih yang aman
Jika sebelumnya belum pernah menjalani diet air putih, sebaiknya jangan langsung melakukannya secara penuh.
Kita disarankan untuk mecoba diet air putih selama 1 hari terlebih dahulu, dan memastikan tidak ada efek samping yang membahayakan kesehatan.
Menjalani diet air putih lebih dari 3 hari, baru dapat dilakukan setelah berkonsultasi dengan dokter. Menjalani diet air putih bisa melelahkan, baik secara fisik maupun mental.
Sehingga, sebaiknya melakukan langkah-langkah di bawah ini sebagai persiapan sebelum menjalankannya.
Sebelum memulai diet air putih, makanlah yang cukup dan konsumsi makanan yang dapat memberikan energi lebih.
Pilih waktu diet saat sedang tidak banyak kegiatan, sehingga ada banyak waktu untuk istirahat.
Jangan memaksakan diet jika sedang lelah atau merasa tidak enak badan.
Hindari berolahraga secara berlebihan.
Mulai proses diet secara perlahan, misalnya dengan mengurangi porsi makan.
Selama menjalani diet air putih, kamu perlu mengonsumsi cukup cairan sepanjang hari. Namun, perlu diingat jangan minum terlalu banyak, karena hal itu justru akan mengganggu kesehatan.
Tetap waspadai risiko diet air putih
Meski memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, diet air putih juga memiliki risiko yang mungkin muncul. Berikut ini risiko yang perlu diwaspadai, apabila ingin menjalani diet air putih untuk menurunkan berat badan.
- Berat badan turun, tapi lemak tidak hilang Karena konsumsi air putih membatasi asupan kalori harian, berat badan akan turun dengan cepat. Namun, turunnya berat badan bukan disebabkan karena hilangnya lemak, melainkan berkurangnya kadar cairan tubuh, karbohidrat, dan massa otot.
- Kekurangan nutrisi Tidak mengonsumsi apapun selain air putih selama beberapa hari, akan membuat kita kehilangan asupan vitamin, mineral, dan nutrisi lainnya yang diperlukan tubuh. Padahal, semua zat tersebut dibutuhkan agar tubuh dapat berfungsi dengan baik.
- Dehidrasi Diet air putih juga bisa membuat dehidrasi. Sebab, selama ini sebenarnya kita tidak hanya mendapatkan cairan tubuh dari minuman, namun juga dari makanan yang dikonsumsi. Jika tidak makan, tapi tetap mengonsumsi air putih seperti biasa saat melakukan diet ini, kita akan kekurangan cairan di tubuh.
- Tekanan darah rendah Mengonsumsi terlalu banyak air, bisa menurunkan tekanan darah sampai ke level yang berbahaya (hipotensi). Kamujuga bisa mengalami hipotensi ortostatic, yaitu turunnya tekanan darah secara tiba-tiba saat mengubah posisi dari duduk ke berdiri. Kondisi ini bisa menyebabkan pusing.
- Lemas, sulit fokus Membatasi kalori secara berlebihan, dapat memicu kondisi lemas, kelelahan, dan linglung. Saat tubuh kekurangan kalori, fungsinya akan sulit untuk berjalan secara optimal dan membuat sulit berpikir dan fokus.
- Bisa memperparah beberapa kondisi penyakit Mengonsumsi terlalu banyak air putih, dapat memperparah beberapa penyakit, seperti asam urat, diabetes, gangguan makan, dan heartburn.
- Memicu binge-eating Binge-eating atau nafsu makan tidak terkontrol, bisa terjadi saat seseorang telah selesai melakukan diet, yang terlalu membatasi asupan kalori.
Tidak semua orang boleh menjalani diet air putih
Ada beberapa kelompok individu yang sebaiknya tidak menjalani diet air putih, seperti di bawah ini.
- Lansia
- Anak dan remaja berusia di bawah 18 tahun
- Orang yang memiliki gangguan makan
- Berat badan kurang
- Sedang hamil atau menyusui
- Memiliki riwayat penyakit jantung
- Penderita diabetes tipe 1 dan 2
- Sering migrain
- Akan melakukan donor darah
- Mengonsumsi obat-obatan tertentu
Diet air putih merupakan salah satu alternatif dari sekian banyak cara menurunkan berat badan yang ada. Sebelum melakukannya, lebih baik berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter, untuk mengetahui kemampuan tubuh dalam menjalaninya.
Belum banyak penelitian yang menjelaskan mengenai metode ini. Sehingga, kita perlu berhati-hati saat menjalaninya dan pahami risiko maupun efek samping yang mungkin terjadi.
Ingat, cara terbaik untuk diet tetaplah dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, serta berolahraga secara teratur.